MATARAM, NTB - Untuk memperkuat keluarga yang terdampak Covid-19, Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Nusa Tenggara Barat (LLHPB PWA NTB) bekerjasama dengan LLHPB Pimpinan Pusat 'Aisyiyah dan The Asia Foundation, mengadakan program budi daya lele dan menanam sayuran di Lombok Timur. Sasaran dari program ini adalah para warga 'Aisyiyah dan Muhammadiyah, terutama para pegawai Klinik Pratama yang terdampak langsung dari pandemi Covid-19 ini. Klinik Pratama adalah klinik milik Pimpinan Daerah 'Aisyiyah Lombok Timur yang sudah berdiri sejak tahun 1968. "Sebagaimana sebagian pusat pelayanan kesehatan yang lain yang 'terpaksa' tutup karena ada kekhawatiran terjadinya penularan virus corona, klinik tersebut juga sudah tidak menerima pasien sejak awal pandemi. Meskipun selalu ada masyarakat yang ingin berobat," tutur Direktur Klinik Pratama, H. Musa.
Program ini dimulai sejak kemarin, Senin (10/8) yang diawali dengan sosialisasi program dan diikuti dengan pelatihan. Sosialisasi program dihadiri oleh seluruh peserta, tim manajemen pangan, narasumber, dan perwakilan Lazismu dan MDMC NTB. Tim manajemen terdiri atas Tri Nuryanti, Lolita Endang S, Nikmatullah, dan Qonita. Narasumber budi daya lele adalah Andre, dosen Fakultas Perikanan Universitas Mataram. Kerjasama dengan pihak lain, seperti Lazismu dan MDMC sangat penting untuk saling melengkapi, saling membantu, dan gotong royong sesama organisasi dan lembaga yang berada di bawah naungan Muhammadiyah, terutama terutama menghadapi bencana yang terjadi di NTB, seperti gempa bumi tahun 2018 dan pandemi Covid-19 tahun 2020 ini.
Pada tahap awal, peserta dibekali dengan pengetahuan budidaya lele dan menanam sayuran. Selanjutnya dibuatkan wadah lele dari ember yang sudah dilubangi bagian atasnya. Ember-ember tersebut dihubungkan lewat pipa sebagai saluran air yang mengalirkan air dari penampungan ke ember lain yang berisi lele. Sedangkan untuk sayuran, dibuatkan wadah dari polybag yang sudah berisi tanah yang sudah dicampur dengan kompos, sekam, dan gambut kelapa. Pada tahap terakhir, biji beraneka tanaman siap ditabur. Dua bulan kemudian, para peserta akan menikmati hasilnya.
Mewakili tim, Lolita Endang mengharapkan agar program tersebut tidak berhenti disini, tetapi dapat berkelanjutan sehingga dapat memberdayakan ekonomi organisasi dan keluarga 'Aisyiyah dalam jangka panjang. (LLHPB PWA NTB)