Harapan adalah do'a. Awal mengenal 3 komunitas binaan ini, ada rasa prihatin yang sangat mendalam. Selama ini hanya melihat pemukiman seperti ini dari kejauhan . Tidak pernah terbayang, bahwa suatu saat akan masuk dan menjadi bagian dari mereka.
Yaa Allah, dengan segala keterbatasan dan kelemahan diri ini, apa yang bisa hamba lakukan? Sesekali berbagi materi itu tidak akan menyelesaikan masalah. Ingin memberi "pancing" kepada mereka,tapi belum tahu harus menggandeng siapa. Alhamdulillah. Timbul secercah harapan ketika ada yang mengajak bekerjasama untuk membantu mereka, dengan memerikan ketrampilan. Namun Allah berkendak lain. Dikirim lah makhluk- Nya ,yg memporak porandakan seluruh sendi kehidupan manusia dibumi ini.
Ketika harus "di rumah saja", ternyata ada amanah yang harus diemban. Kesibukan memfasilitasi bantuan dari berbagai pihak kepada warga persyarikatan, membuat lupa angan-angan memberi pancing .
Allahu Akbar, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Do'a diijabah, namun tidak gratis, harus dengan perjuangan berat terlibat langsung dalam membangun komunitas lenting dimasa pandemi seperti sekarang ini, sungguh sangat tidak mudah. Bahkan untuk keluar rumah saja, perlu persiapan yang matang. Kegiatan tidak cukup dengan daring, harus ada beberapa pertemuan dengan komunitas binaan.
Alhamdulillah, dukungan dari keluarga yang sepenuh hati, dan antusias dari warga yang tinggi menambah semangat. Prosesnya ternyata tidak semudah yang kita bayangkan.
Hati sedih melihat banyak ikan yang mati, sayur ada yang layu, ada yang dimakan tikus. Hati boleh sedih tapi semangat tidak boleh kendor. Selamatkan ikan yang masih ada, benih disemai lagi untuk mengganti yang mati. Hanya kepada Allah saja kita mohon pertolongan, semoga Allah Subhanahu wata'ala memberikan pertolongan dan kemudahan kepada kita semua. Aamiin
Penulis: Anisah Nurwiyati (Ketua MKS PDA Jakarta Utara, Anggota Team Manager PWA DKI Jakarta)
Harapan adalah do'a. Awal mengenal 3 komunitas binaan ini, ada rasa prihatin yang sangat mendalam. Selama ini hanya melihat pemukiman seperti ini dari kejauhan . Tidak pernah terbayang, bahwa suatu saat akan masuk dan menjadi bagian dari mereka.
Yaa Allah, dengan segala keterbatasan dan kelemahan diri ini, apa yang bisa hamba lakukan? Sesekali berbagi materi itu tidak akan menyelesaikan masalah. Ingin memberi "pancing" kepada mereka,tapi belum tahu harus menggandeng siapa. Alhamdulillah. Timbul secercah harapan ketika ada yang mengajak bekerjasama untuk membantu mereka, dengan memerikan ketrampilan. Namun Allah berkendak lain. Dikirim lah makhluk- Nya ,yg memporak porandakan seluruh sendi kehidupan manusia dibumi ini.
Ketika harus "di rumah saja", ternyata ada amanah yang harus diemban. Kesibukan memfasilitasi bantuan dari berbagai pihak kepada warga persyarikatan, membuat lupa angan-angan memberi pancing .
Allahu Akbar, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Do'a diijabah, namun tidak gratis, harus dengan perjuangan berat terlibat langsung dalam membangun komunitas lenting dimasa pandemi seperti sekarang ini, sungguh sangat tidak mudah. Bahkan untuk keluar rumah saja, perlu persiapan yang matang. Kegiatan tidak cukup dengan daring, harus ada beberapa pertemuan dengan komunitas binaan.
Alhamdulillah, dukungan dari keluarga yang sepenuh hati, dan antusias dari warga yang tinggi menambah semangat. Prosesnya ternyata tidak semudah yang kita bayangkan.
Hati sedih melihat banyak ikan yang mati, sayur ada yang layu, ada yang dimakan tikus. Hati boleh sedih tapi semangat tidak boleh kendor. Selamatkan ikan yang masih ada, benih disemai lagi untuk mengganti yang mati. Hanya kepada Allah saja kita mohon pertolongan, semoga Allah Subhanahu wata'ala memberikan pertolongan dan kemudahan kepada kita semua. Aamiin
Penulis: Anisah Nurwiyati (Ketua MKS PDA Jakarta Utara, Anggota Team Manager PWA DKI Jakarta)