Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah bekerja sama dengan The Asia Foundation (TAF) Indonesia memulai rangkaian kegiatan “Program Membangun Kelentingan Keluarga dan Komunitas dalam Masa Pandemi Covid-19” dengan menyelenggarakan Pelatihan Manajemen Program. Pelatihan yang telah diselenggarakan secara daring melalui ZOOM pada 3 Agustus 2020 ini, membahas tentang mekanisme manajemen program secara umum dan teknis pelaporan administrasi, keuangan, dan media. Narasumber pelatihan ini berasal dari tim manajemen program dari Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Sebanyak 79 (tujuh puluh sembilan) orang dari tim manajamen program keluarga dan komunitas lenting dari 16 wilayah penerima program menghadiri acara pelatihan ini, yaitu: PWA Bali, Banten, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Riau, Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara
Ketua LLHPB PP ‘Aisyiyah Ibu Dra. Nurni Akma dalam sambutannya pada pelatihan ini, mengajak Ibu-Ibu ‘Aisyiyah untuk bekerja keras dan bekerja cerdas dalam melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya. Ibu Nurni berharap program ini dapat bermanfaat bagi masyarakat serta menjadi contoh dan tauladan untuk masyarakat yang lain. “Saya sangat mengharapkan Ibu-Ibu dari 16 wilayah, bukan berarti selesai program kita berhenti kerja, tapi justru bertambah berkembang banyak wilayah dan daerah yang juga mengerjakan program membangun kelentingan keluarga dan komunitas dalam masa pandemi Covid-19.” ungkapnya.
Pelatihan ini juga dihadiri oleh Bapak Ahsan Jamet Hamidi, seorang perwakilan dari The Asia Foundation (TAF) yang mendampingi program kerjasama antara dengan ‘Aisyiyah dengan TAF. “Saya percaya betul bahwa Ibu-Ibu Aisyiyah akan lebih aktif menjalankan kegiatan ini karena kita tidak semata-mata menjalankan satu kegiatan tetapi kita benar-benar sedang mengukir sebuah sejarah. Bahwa dalam musim pageblug Covid-19 ini, Ibu-Ibu ‘Aisyiyah yang sudah sangat terkenal berkemajuan sejak sebelum negara ini merdeka, tetap eksis, mampu bangkit dari segala macam keterpurukan yang terjadi di negeri ini,” ujarnya. Pak Jamet, sapaan akrab beliau, berharap Ibu-Ibu ‘Aisyiyah menjadi pengemuka, menjadi pioneer, dalam memberikan edukasi kepada masyarakat luas, kepada ibu-ibu yang lain. Menurutnya, ibu-ibu ‘Aisyiyah lebih memiliki daya yang tangguh dibandingkan dengan yang lain, karena sudah teruji, sudah mampu melewati segala macam cobaan sejak negara ini berdiri.
Dalam sambutannya, Pak Jamet memberi ucapan selamat kepada Ibu-Ibu yang tergabung dalam Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pengurus Pusat ‘Aisyiyah, sekaligus berterima kasih kepada pengurus Pusat ‘Aisyiyah yang telah bekerja sama dengan The Asia Foundation dalam rangka membangun ketahanan keluarga. “Kami yakin ini merupakan awal bagi kita untuk mampu melakukan satu tindakan yang terbaik untuk bangsa dan negara ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan kita kemudahan, agar niat baik kita betul-betul mampu mewujudkan kebaikan bagi semuanya,” ungkapnya.
Ibu Hening Parlan selaku Ketua Divisi Lingkungan Hidup LLHPB PP ‘Aisyiyah yang sekaligus sebagai Program Advisor di dalam program ini, menerangkan, hasil yang diharapkan dari pelatihan ini yaitu: Pertama, Ibu-Ibu ‘Aisyiyah diharapkan mampu memahami tentang program ketangguhan atau kelentingan. “Program kelentingan keluarga dan kelentingan masyarakat adalah program yang ditujukan kepada 16 wilayah yang bekerja untuk membangun kelentingan keluarga dan komunitas. Membangun artinya menambahkan menjadi lebih baik lagi. Jadi program kelentingan keluarga ini adalah menambahkan kelentingan agar keluarga dan komunitas bunda-bunda di 16 wilayah menjadi lebih baik, menjadi lebih hebat, dan kita semua menjadi lebih tangguh dalam menghadapi masa pandemi Covid-19 ini baik dalam bidang kesehatan, lingkungan, dan ekonomi,” terangnya.
Kedua, melalui pelatihan ini, Ibu-Ibu ‘Aisyiyah diharapkan mampu memimpin dan melaksanakan program. Rangkaian pelaksanaan program di semua wilayah harus diawali dari proses edukasi dan sosialisasi, mengenai program, memahami situasi terkini tentang pandemi Covid-19 untuk membangun kesadaran, kesiapsiagaan, seperti mematuhi protokol kesehatan, selalu menggunakan masker, tidak berkerumun, dst, serta mengenai gagasan pentingnya membangun ketahanan keluarga dan komunitas dalam menghadapi Covid-19. Misalnya, membangun ketangguhan perekonomian keluarga, yaitu mencukupi keluarga dengan sayuran dari lahan pekarangan rumah, kalau uang belanja untuk sayur dan lauk tidak menggunakan uang lagi, maka uang bisa disimpan untuk biaya pulsa anak, atau biaya kebutuhan lain-lain. Setelah sosialisasi dilakukan, baru dilanjutkan dengan bagaimana teknis mengimplementasikan kegiatan di lapangan, sesuai program yang diajukan oleh masing-masing wilayah, baik membangun kelentingan keluarga dan komunitas melalui ternak, komposting, ataupun budidaya tanaman sayuran.
Ketiga, setelah mengikuti pelatihan manajemen program ini, Ibu-Ibu ‘Aisyiyah diharapkan mampu menyusun laporan program dengan lebih baik, bisa menuliskan proses kegiatannya, dan menyebarluaskan syiarnya melalui media. Laporan yang dimaksud baik laporan administrasi, keuangan, dan media. Teknis pelaporan disampaikan oleh tim manajemen LLHPB pusat: staff administrasi, manajer keuangan, dan staff pengelola media. Kegiatan akan dilaporkan setiap 2 minggu sekali kepada TAF (The Asia Foundation), dan apabila berkegiatan di lapangan selalu mematuhi protokol kesehatan, sehingga foto kegiatan yang diambil juga harus memperlihatkan proses kegiatan dengan berjaga jarak dan memakai masker.
Salah satu tayangan materi pelatihan mengenai pengelolaan keuangan program
Ibu Hening mengarahkan, sasaran kegiatan minimal sesuai dengan yang telah tertulis di dalam proposal. “Saya justru menantang 16 wilayah untuk memberikan nilai lebih di luar yang ada dalam project. Misalnya, targetnya 75 guru, ternyata dari 75 guru yang dapat composting namun informasi tentang composting bisa disampaikan sampai 150 keluarga, itu yang saya maksudkan.” ujar ia. Ibu-Ibu ‘Aisyiyah juga dipersilakan berkreasi cara mensosialisasikan awareness dan kesiapsiagaan tentang covid-19 agar tidak membosankan serta membahas topik-topik yang belum pernah dibahas sebelumnya, misalnya cara menghindari stress di era covid-19, dst. Dalam mengembangkan pelaksanaan program, Ibu-Ibu ‘Aisyiyah boleh bekerjasama dengan Lazismu, Dinas Pertanian setempat, maupun lintas Majelis dan Lembaga ‘Aisyiyah.
Ibu Hening Parlan, Ketua Divisi Lingkungan Hidup LLHPB PP 'Aisyiyah sekaligus Program Advisor
“Program ini adalah stimulus dan penyemangat, orang itu tidak bicara berapa jumlah besar uang yang diterima, namun berapa besar kita bisa memanfaatkanya. Yang lebih penting bunda gembira melaksanakannya, semangat mengerjakannya, dan bermanfaat buat orang banyak.” ujar Ibu Hening. “Program ini tidak membuat konflik, tidak membuat repot, dilakukan dengan gembira, dengan bahagia, dan semangat. Saya yakin bunda-bunda sangat bisa mengerjakannya, ini hanya dasar kita membangun lagi, kita naikkan lagi. Karena kita menambahkan yang sudah dikerjakan,” pungkasnya. (Adiba)